Thursday, October 30, 2008

Alam Semesta Dibentuk Dari Asap - Bukan dari Teori Bigbang !?

Alam Semesta Dibentuk Dari Asap - Bukan dari Teori Bigbang !?

Ditulis oleh agorsiloku di/pada Oktober 13, 2007

Sampai sekarang, jujur saja, saya masih bingung dengan yang namanya teori bigbang. Teori sejagat yang menjelaskan singularitas awal kejadian bahwa alam semesta mulanya satu padu kemudian blas mengembang jadi alam semesta ini sampai tercapainya kesetimbangan seperti saat ini. Teori bigbang dibenarkan oleh pesan Allah melalui ayat ini :

QS 21. Al Anbiyaa’ 30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Ini adalah ayat yang membenarkan awal terjadinya alam semesta. Lihat kata, dahulunya “satu padu”. Menjelaskan hal ini.

“Iya deh….”

Namun, ayat lain menjelaskan :

QS 41. Fushshilat 11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.” 12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Jadi, kalau dahulunya masih merupakan asap, gimana dengan teori bigbang-nya? Apakah asap itu maksudnya seluruh isi alam semesta yang berupa partikel-partikel alam semesta (asap) yang kemudian mendingin setelah kurang lebih setengah juta tahun setelah dentuman besar terjadi.

Lha kalau begini ceritanya (teorinya), berarti asap alias partikel-partikel itu terbentuk dari satu dentuman besar ke segala arah. Lalu, kapan seeh partikel yang saling menjauh itu itu kemudian bergabung? Jadi mustinya nggak gitu lah. Jadi mustinya teori bigbang itu salah dunk (gile nih… masa teori yang sudah top begitu di bilang salah karena nggak sesuai dengan logika begok begini !, apalagi agor sudah diajari teori bigbang ini sejak smp dulu, terus para ulama dan cerdik pandai sadunia paling doyan juga mengutip teori ini sebagai bukti kebenaran Al Qur’an)

Yah… ini juga bikin bingunglah…. kalau partikel-partikel pembentuk alam semesta itu terpencar ke segala arah akibat dentuman besar…. maka partikel-partikel itu sejak dari awal satu sama lain saling menjauh dong… bukannya mengumpul kemudian membentuk padatan yang jadi galaksi, jadi tatasurya, jadi planet. Alasan lainnya, terdapat deteksi bahwa alam semesta mengembang ke segala arah dan distribusinya relatif merata, tidak bertepi. Jadi keraguan pada teori ini juga membesar.

Puyeng eman, soalne kita selalu dijelaskan bahwa dentuman besar itu berawal dari satu titik super padat dan kemudian blas, alam semesta mengembang. Jadi ada satu titik awal pengembangan alam semesta. Penjelasan ini sering dibahasakan dengan memberikan ilustrasi seperti balon yang di beri titik-titik lalu ditiup. Balon itu mengembang dan titik-titik itu saling menjauh satu sama lain. Penjelasan ini membuat kita keblinger karena bumi kita berada di salah satu tepi alam semesta dan akan terus mengembang sejak pertama kali 13,7 milyar tahun lalu. Teori ini setidaknya tidak lengkap menjelaskan mengapa terdeteksi bintang satu dengan lainnya bergerak saling menjauhi.

Kata jagoan peneliti, emang seeh, alam semesta itu meluas. Tapi nggak seperti bigbang yang diceritakan itu. Selama kurang lebih satu juta tahun yang lalu sampai kini meluasnya alam semesta kurang lebih 5% saja dari ukuran sebelumnya.

Namun, menjelaskan alam semesta seperti balon yang ditiup, menyebabkan juga orang berpikir bahwa alam semesta dahulunya memiliki satu titik awal (titik yang disebut dentuman besar, sebagai kejadian penciptaan yang sesuai dengan ayat-ayat dari Allah SWT). Sesuai atau menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan aya-ayat Al Qur’an adalah satu kenicayaan tersendiri. Ilmu pengetahuan bergerak dinamis dan memunculkan pengetahuan baru yang tak habis-habisnya. Boleh jadi, di kesempatan berikutnya, model-model alam semesta yang dikembangkan berubah karena fakta-fakta kemudian menunjukkan bahwa ternyata titik awal dentuman besar itu masih meragukan. Alam semesta tidaklah memiliki titik awal seperti teori bigbang itu. Teori yang menjelaskan adanya distribusi materi yang merata di alam semesta. Jadi, kalau alam semesta tidak memiliki titik awal, tapi langsung bleg begitu saja, yang Al Qur’an jelaskan dimulai dari kata :”… ketika itu masih berupa asap..” dan tidak ada yang disebut pusat alam semesta, atau boleh jadi yang kita sebut bigbang itu sendiri sebenarnya hanya contoh untuk satu galaksi saja, maka cara berpikir kita mengaitkan Al Qur’an dengan perkembangan ilmu pengetahuan perlu juga ditinjau ulang. Jadi masih ada lagi ribuan atau jutaan bigbang yang terjadi….

Tapi, ini juga repot juga seeh… soalnya di kepala kita sudah tertanam pengetahuan ini sejak kecil. Kepala kita telah dibius teori bigbang, sehingga agak sulit juga yah… menerima pemahaman baru bahwa alam semesta itu tidak harus dimulai dari bigbang.

Tapi … plis deh… jangan mudah jump to conclusion. Ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang proses penciptaan adalah bench mark terhadap ilmu dan pengetahuan, sedangkan pengetahuan manusia terhadap proses penciptaan adalah tahapan proses berpikir dan merumuskan karya besar Sang Pencipta.

Jadi, maksud ane… nih… para ustad yang bicara bigbang juga hati-hati juga deh, lirik sana-sini dulu sebelum meyakinkan ummatnya bahwa pernyataan Al Qur’an sesuai dengan terori dentuman besar. Mbok teori ini juga cuma salah satu dari sejumlah model alam semesta. Dan model ini juga, tampaknya mulai banyak juga yang meragukannya. Jadi belum tentu kebenarannya. Paling nggak harus dijelaskan bahwa ada beberapa model untuk menjelaskan alam semesta

Perjalanan manusia untuk memahami alam semesta itu memeng berkembang terus dari masa ke masa. Dahulunya manusia menganggap bumi sentris, meski sampai sekarang saja perdebatan yang lucu ini masih juga terjadi, ketika kita memahami Pusat berada juga pada konteks fisis. Dan kita “keukeuh” dengan keyakinan ini, lalu menutup diri terhadap alternatif berpikir yang lain. Namun, tentu selalu diharapkan ummat beriman juga berilmu mengembangkan keduanya dalam satu keselarasan keniscayaan, sehingga benarlah apa yang disampaikan Allah : QS 3. Ali ‘Imran 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Catatan hari lebaran 2 Syawal 1428H

Tambahan.

Penting pula untuk diperhatikan bahwa penjelasan wiki Indonesia mengenai bigbang mungkin perlu dipertanyakan kebenarannya. Pada wiki dijelaskan bahwa pada bigbang ada sejumlah materi yang terlontar membentuk alam semesta sekarang ini (?). Penjelasan ini diluruskan oleh Mas Kuncoro, mengenai kesalahan persepsi mengenai konsepsi Bigbang. Jelas dalam uraian tersebut, bahwa bigbang adalah proses singkat yang membentuk ruang dan waktu. Jadi bukan materi yang bervolume nol dan berekspansi menjadi materi sekarang ini, namun ledakan bigbang melahirkan pancaran energi yang terdistribusi merata di alam semesta yang terbentuk. Kemudian melalui proses pendinginan terbentuk materi dan bla..bla..bla…

No comments: